KEMANA MELAYUKU?
Kita orang Melayu mesti tahu batas-batas tolak ansur, kalau tidak nanti kepala kita pula dipijak. Untuk renungan kita bersama sila hayati puisi di bawah ini, yang saya tulis pada tahun 2001.
KEMANA KAU MELAYUKU
Melayuku zaman ini
di kampung dan di kota
sedang bersengketa mereka.
Berpecah tiga, empat dan lima
tidak lagi sekata.
Tidak nampak Melayuku ini
pada bara yang kian menjadi unggun
menunggu membakar mereka!
Mari Melayuku kita ke kota:
Melihat gedung jualan,
dan bangunan menyergam,
kita pun berasa megah.
kita pun menjadi jaguh
pada cakap dan pandang.
Yang menyergam itu
bukan kita pemiliknya!
Mari Melayuku kita pulang ke kampung:
Kita fikirkan
apakah lima puluh tahun nanti
di tanah pusaka turun temurun ini
kita masih akan di sini?
Mari kita fikirkan ,
cara memadamkan bara
yang mengunggun
menanti membakar kita!
Hashim Yaacob
17 Jun 2001
0 Comments:
Post a Comment
<< Home